LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN ASPEK-ASPEK LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA


I.             PENDAHULUAN

Lingkungan sosial budaya merupakan bagian dari lingkungan hidup. Berbagai macam definisi dimunculkan menurut beberapa pakar lingkungan hidup. Lingkungan sosial budaya menggabungkan antara hidup sosial antar manusia dan budaya masyarakat secara turun-menurun baik itu budaya timur maupun budaya sejak manusia lahir di muka bumi ini. Kultur budaya yang dilahirkan atau diciptakan menyatukan pola pikir manusia. Teknologi yang semakin berkembang di jaman modern ini tak luput terlibat dalam lingkungan hidup. Pencampuran kebudayaan yang saling mengisi dapat mempererat hubungan lingkungan sosial budaya dan teknologi.
Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan diseluruh dunia.
Dalam produk industri budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang mempunyai budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan.Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin akan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak misalnya, manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya kontrak yang ditulis dengan baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat menerima semua kewajiban yang mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga tidak dapat memahami belahan dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada hubungan pribadi karena kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk melaksanakan sesuatu dalam lingkungan konteks rendah.


II.           TEORI
a.        Pengertian Lingkungan Sosial Budaya
Menurut Koentjaraningrat (2000) mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Budaya dalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.
Lingkungan sosial budaya adalah lingkungan atau tempat manusia berkumpul menjalankan hidup bersosialisasi dan dalam lingkup berbudaya sesuai daerah masing-masing yang menjadi ciri khasnya.

b.   Aspek-aspek Lingkungan Sosial Budaya
ü  ASPEK DASAR BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.” Budaya itu dipelajari, bukan pembawaan sejak lahir. Budaya terdiri dari respons yang dipelajari terhadap situasi yang terjadi.

ü  PENDEKATAN ANALISIS FAKTOR BUDAYA
Ada beberapa pedoman yang akan meningkatkan kemampuan untuk belajar tentang budaya lain :
·         Awal dari kebijakan adalah menerima bahwa kita tidak akan pernah benar-benar memahami diri kita sendiri atau orang lain.
·         Sistem persepsi kita amat terbatas. Artinya sistem pengendali saraf kita hanya bekerja jika ada sinyal masukan yang berbeda dari apa yang kita harapkan.
·         Kita menghabiskan sebagian besar energi untuk mengelola masukan persepsi.
·         Ketika kita tidak memahami keyakinan dan nilai-nilai sistem budaya tertentu dan masyarakat, hal-hal yang kita amati dan pengalaman mungkin tampak aneh.
·         Jika kita ingin menjadi efektif dalam budaya asing, kita harus berusaha untuk memahami bahwa keyakinan budaya itu, motif, dan nilai-nilai. Ini membutuhkan sikap terbuka yang memungkinkan kita untuk mengatasi keterbatasan persepsi berdasarkan budaya kita sendiri.

ü  NEGOSIASI
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.

ü  PRODUK INDUSTRI
Berbagai faktor budaya yang telah dijelaskan sebelumnya mempunyai pengaruh penting pada pemasaran produk industri di seluruh dunia dan harus dikenali dalam merumuskan rencana pemasaran global. Beberapa produk industri dapat menunjukkan sensitivitas lingkungan yang rendah, atau tingkat tinggi, seperti dalam kasus generator turbin yang mana kebijakan pemerintah untuk “pembelian nasional” menunjukkan bahwa tawaran dari penawar asing itu tidak menguntungkan.

ü  PRODUK KONSUMEN
Pengamatan dan studi menunjukkan bahwa tanpa tergantung pada kelas sosial dan pendapatan, budaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumsi, penggunaan media dan kepemilikan barang yang tahan lama. Produk konsumen mungkin lebih peka daripada produk industri. Rasa lapar merupakan suatu kebutuhan fisiologis dasar dalam hirarki Maslow; semua orang butuh makan, tapi apa yang akan kita makan sangat dipengaruhi oleh budaya.

III.         ANALISIS
Menurut saya kedua perbedaan dan kesamaan karakteristik budaya dunia, menyebabkan tugas dari pemasar global menjadi dua kali lipat yaitu : pertama, pemasar harus mempelajari dan memahami budaya negara di mana mereka akan melakukan bisnis. Kedua, mereka harus menyertakan pemahaman ini ke dalam proses perencanaan. Dalam beberapa kejadian, strategi dan program pemasaran harus diadaptasikan; namu pemasar juga sebaiknya memanfaatkan karakteristik budaya dan menghindari penyesuaian yang tidak diperlukan dan memakan biaya yang mahal disebabkan oleh bauran pemasaran. Setiap studi sistematis dari geografis pasa yang baru membutuhkan kombinasi dari pikiran yang mapan dan kedermawanan. Namun pemasar juga harus merasa aman dalam keyakinan dan tradisi mereka sendiri, adapun kedermawanan diperlukan untuk menjaga nilai-nilai keutuhan dan cara hidup lainnya serta nilai lainnya berdasarkan sudut pandang orang lain. Dengan kata lain mengatasi prasangka yang negatif yang merupakan hasil alami dan kecenderungan manusia ke arah ethnosentrisme. Meskipun guncangan budaya adalah reaksi manusia normal terhadap sesuatu yang baru dan tidak akan dikenal, pemasar global yang sukses selalu berusaha untuk memahami pengalamanhidup manusia dari sudut pandang lokal. Salah satu alasan bahwa faktor budaya merupakan faktor yang menantang pemasar global adalah banyak dari mereka yang tersembunyi dari pandangan. Karena budaya adalah perilaku yang dipelajari dan diwariskan dari generasi ke generasi, hal itu bisa menjadi sulit untuk pendatang yang kurang berpengalaman atau tidak terlatih.

HUBUNGAN DENGAN CONTOH KASUS YANG TERJADI DI MASYARAKAT :

Contoh kasus :
·     Di Indonesia McDonald berinovasi menciptakan varian-varian rasa ayam sesuai kebudayaan makan Indonesia, yaitu dengan menambahkan beberapa menu baru bertema makanan Indonesia seperti Nasi Uduk Mcdonald.
·  Agama merupakan salah satu sumber penting dari keyakinan  masyarakat, sikap, dan nilai-nilai. Agama-agama terbesar termasuk Buddha, Hindu, Islam, Yahudi, dan Kristen; yang terakhir termasuk Katolik Roma dan banyak didominasi Protestan. Sehingga banyak sekali contohnya dari ajaran agama, praktek, hari suci dan sejarah langsung yang berdampak pada orang dengan cara yang berbeda agama bereaksi terhadap kegiatan pemasaran global.
KFC telah berhasil dipromosikan dalam hubungannya dengan ibadah keagamaan. Di dunia Islam, Ramadan adalah waktu puasa yang dimulai di bulan ke sembilan dalam kalender Islam. Di Indonesia, yang merupakan rumah bagi penduduk muslim terbesar di dunia, KFC menggunakan iklan Ramadan bertema outdoor untuk mendorong masyarakat Indonesia untuk datang ke restoran waktu buka puasa sampai Ramadan usai.






IV.         REFERENSI
Buku :
 Benedict, Ruth. 1996. The Chrysanthemum And The Sword: Patterns   of Japanese Culture. Houghton Mifflin Harcourt: Mariner books.
 Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:Rineka Cipta
Hoftstede, Geert.,Hofstede, Geert Jan., Minkov Michael. 2010. Cultures and Organizational. United States : Revised and Expanded Third Edition.

Jurnal :
Internet :





Comments

Popular posts from this blog

PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS

KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT. FREEPORT

Norma Moral dan Etika dalam bisnis Internasional